google-site-verification: googlee10025ebf65670c5.html KASUT (SEPATU) - KERELAAN UNTUK BERITAKAN FIRMAN TUHAN - Heldin Manurung

4

SENJATA KETIGA



Kasut (sepatu) - Kerelaan Memberitakan Injil Damai Sejahtera

Dengan kerelaan memberitakan Injil Damai Sejahtera merupakan senjata bagi kita untuk melindungi bagian tubuh kita yang paling bawah yaitu kaki kita. Itulah janji Tuhan dalam Firman-Nya bila kita memahami arti Firman tersebut.

Untuk lebih jelas mengenai topik ini dan agar kita tidak salah memahami makna dari Firman yang kita pelajari. Bila kita salah mengerti tentang makna sebuah ungkapan maka kita bisa salah dalam pelaksanaannya. Marilah kita memahami lebih dalam pengertian masing-masing bagian judul ini.

Marilah kita memahami terlebih dahulu mengenai kata ‘kerelaan’. Kata ‘kerelaan’ merupakan sebuah kata benda abstrak bentukan dari kata dasar ‘rela’. Menurut kamus Umum Bahasa Indonesia bahwa kata ‘rela’ berarti bersedia (sudi) dengan ikhlas hati. Kerelaan berarti kesediaan dengan ikhlas hati.

Kerelaan dapat diartikan sebagai kemauan seseorang untuk melakukan sesuatu tanpa mengharapkan iming-iming atau imbalan seperti uang sebagai bayaran atas pekerjaan yang telah dilakukan.

Kerelaan memberitakan Injil Damai Sejahtera berarti kesediaan dengan ikhlas hati memberitakan Injil Damai Sejahtera tanpa mengharapkan iming-iming atau imbalan uang. Jangan salah paham dulu. Bukan berarti kita tidak boleh menerima upah. Tuhan lebih mengetahui tentang kebutuhan kita dari pada kita sendiri.

Perhatikan arti ungkapan tersebut agar anda tidak menjadi kecewa di kemudian hari karena apa yang anda lakukan tidak sesuai dengan maksud Tuhan. Jika anda melakukan pekerjaan pemberitaan Injil Damai Sejahtera dengan motivasi uang berarti anda bisa kehilangan senjata tersebut.

Anda bisa mengeluh suatu saat bila anda menghadapi suatu masalah dari musuh. Anda berkata bahwa anda telah memberitakan Injil kenapa saya masih bisa ditembak musuh pada bagian kaki saya. Bukankah saya telah berkasutkan kerelaan memberitakan Injil?

Itu mungkin hanyalah pemikiran anda yang kurang benar karena pemahaman anda yang kurang benar tentang perkataan yang anda peroleh dari Firman Tuhan. Itulah sebabnya kita perlu memiliki pemahaman dan pengertian yang benar tentang ungkapan yang digunakan dalam Firman Tuhan. 

Kerelaan merupakan kata abstrak yang bisa dilihat dari ungkapan tingkah laku luar yang dihasilkan dari perasaan hati, apa yang kita sebut dengan sikap. Orang selalu memperlihatkan dalam perbuatannya apa yang mereka rasakan dalam hati.

Sebagian orang bisa berusaha menutupi sikap mereka untuk membohongi orang lain. Tetapi usaha tersebut tidak bisa berlangsung lama karena sikap selalu berusaha tampil dan memperlihatkan diri. Dari sini lah muncul dua sudut pandang yang berbeda antara Tuhan dan manusia.

Tuhan yang mengenal hati orang bisa mengetahui sikap seseorang dari hatinya. Sebelum manusia mengungkapkan sikapnya melalui tindak lakunya, Tuhan telah mengetahuinya dalam hati orang itu.

Sedangkan manusia hanya bisa melihat sikap seseorang dari hasil tingkah laku luarnya. Hal ini bisa terjadi karena sikap merupakan tampilan terdepan dari jati diri manusia. Akarnya masuk ke dalam tetapi buahnya keluar sehingga bisa tampak oleh orang lain.

Dalam pekerjaan memberitakan Injil, Tuhan Yesus sangat tegas terhadap setiap sikap orang yang diutus-Nya. Karena kita memperolehnya dengan cuma-cuma maka kita pun harus memberikannya dengan cuma-cuma.

Bahkan ditegaskan bahwa seorang pemberita Injil tidak boleh membawa perbekalan. “Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya” (Matius 10:9-10).

Dalam hal ini Yesus ingin menasehati mereka agar mereka tidak membebani diri mereka dengan hal-hal duniawi. Yesus menghendaki mereka untuk mengandalkan kuasa-Nya. Yesus menegaskan kepada setiap pemberita Injil bahwa mereka tidak boleh memiliki sikap mandiri dengan kekuatan mereka sendiri.

Tidak boleh menuntut gaji di depan dengan menentukan atau mematok gaji sekian. Yesus mengajarkan setiap murid-Nya memiliki sikap ketergantungan kepada Tuhan semata-mata. Mengharapkan kasih kemurahan Tuhan senantiasa. Disadari atau tidak bahwa pemberian langsung oleh tangan Tuhan adalah jauh lebih besar dari pada hasil upaya jerih payah kita sendiri. Kekuatan manusia sangat terbatas.

Sedangkan kuasa Tuhan tidak terbatas atau berkelimpahan. Seperti firman Tuhan dalam Amsal Salomo mengatakan: “Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya” (Amsal 10:22).


Pengertian Memberitakan Injil Damai Sejahtera

Apakah yang dimaksud dengan memberitakan Injil Damai Sejahtera?  Memberitakan Injil berarti menyampaikan Firman Tuhan kepada orang lain. Menyampaikan kabar keselamatan yang hanya ada dalam Yesus Kristus kepada orang lain, khususnya orang-orang yang belum mengenal kebenaran itu. Tugas siapakah sebenarnya memberitakan Injil itu?

Apakah memberitakan Injil hanya tugas dari pada pendeta saja? Tentu saja tidaklah demikian. Memberitakan Injil adalah tugas setiap orang percaya. Bila kita mengaku dan percaya bahwa kita telah diselamatkan oleh Yesus Kristus maka kita pun wajib memberitakan Injil kebenaran itu. Sebagaimana Yesus telah mengajarkan kepada murid-murid-Nya bahwa mereka harus memberitakan Injil, demikian jugalah kita setiap orang percaya wajib untuk memberitakan Firman Damai Sejahtera itu kepada orang lain.

Orang percaya yang tidak memberitakan Injil berarti mereka akan kehilangan kuasa perlindungan atas mereka. Bahkan kita dituntut dengan kerelaan memberitakan Injil. Karena dengan demikianlah kita bisa memperoleh senjata yang disebut kasut (sepatu) yang melindungi kaki kita kemana pun kita pergi.

Bila kita bertanya kepada orang-orang Kristen. Kegiatan kerohanian apakah yang paling sulit bagi anda untuk dilakukan? Pada umumnya mereka akan menjawab bahwa pekerjaan rohani yang paling sulit dilakukan adalah memberitakan Injil.

Menurut pengalaman saya juga memang demikian. Bahkan tidak sedikit pendeta juga memiliki kesulitan untuk menjangkau orang lain yang belum percaya. Tidak perduli entah sudah berapa lama orang-orang tertentu telah menjadi kritsten tetapi mereka sulit untuk memberitakan Injil kepada orang yang belum percaya.

Semakin lama seseorang menjadi Kristen semakin sulit dia bersentuhan dengan orang-orang yang belum percaya. Mungkin tanpa disadari bahwa hal itu telah terbentuk dan menjadi kebiasaan kelompok orang-orang Kristen yang membentuk kelompok mereka menjadi eksklusif.

Mereka hanya mau bertemu dengan sesama kelompok mereka. Bahkan mereka menganggap musuh kelompok Kristen lain yang tidak sependapat atau tidak sealiran dengan mereka. Mereka tidak perduli dengan orang lain yang masih terhilang. Bahkan mereka merasa bahwa orang-orang lain yang belum percaya dianggap musuh mereka yang harus dihindari.

Mungkin mereka lupa dengan pesan Amanat Agung Yesus Kristus. Orang-orang yang demikian dapat disamakan dengan orang yang telah kehilangan garamnya. Mungkin mereka telah lupa bahwa Yesus pernah mengatakan bahwa mereka adalah garam dunia. Atau mugkin saja karena mereka telah menjadi tawar karena kehilangan rasa asinnya.

Yesus sendiri pernah berkata demikian: “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang” (Matius 5:13). Hati-hatilah saudaraku! Janganlah kita sampai terbuang karena tidak melakukan Amanat Agung tersebut.

Sebagai orang percaya yang telah memperoleh keselamatan harus keluar dari kelompok atau gerejanya untuk menjangkau orang-orang yang belum percaya. Sikap ini mungkin tidak disenangi sebagian pemimpin gereja karena dia berpikir hal itu akan mengurangi pendapatannya.

Memberitakan Injil haruslah menjadi gaya hidup kita. Bila kita sungguh memiliki kasih yang dari Tuhan Yesus Kristus berarti kita harus membuang rasa takut kita untuk memberitakan Injil. Justru kita harus menjangkau orang-orang yang belum percaya karena kita mengasihi mereka. Kita ingin mereka diselamatkan.

Kita harus dengan kerelaan untuk memberitakan Injil kepada orang yang belum percaya sekarang selagi kita masih ada di dunia ini. Karena pekerjaan pemberitaan Injil hanya bisa kita lakukan di dunia ini. Di surga nanti tidak ada lagi pemberitaan Injil. Jika kita tidak menaati perintah Tuhan berarti kita akan terlambat.

Perkataan Yesus dalam Matius 5:13 yang ditujukan kepada para murid-Nya dan juga kepada setiap orang percaya yang hidup saat ini. Setiap kita orang percaya haruslah melaksanakan fungsi kita sebagai garam dunia. Yesus sendiri menginginkan kita untuk menggarami setiap orang, khususnya orang-orang yang belum percaya.

Dengan sifat garam yang dahsyat untuk mempengaruhi setiap hal yang berbaur dengannya, demikian jugalah setiap orang percaya yang Yesus katakana sebagai garam dunia harus bisa mempengaruhi setiap orang di sekitarnya menjadi asin – menjadi milik Tuhan Yesus Kristus.

Memberitakan Injil Damai Sejahtera merupakan tugas wajib bagi setiap orang percaya. Tuhan Yesus sendiri mengamanatkan kepada setiap orang percaya untuk memberitakan Injil.

Inilah yang disebut dengan Amanat Agung Yesus Kristus, seperti tertulis dalam Matius 28:19-20: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Apa yang membuat pekerajaan memberitakan Injil itu sulit? Pekerjaan memberitakan Injil itu akan terasa sulit jika kasih Kristus belum sungguh-sungguh ada dalam hati kita. Itu yang pertama.

Yang kedua, kita mengijinkan iblis mempengaruhi pikiran kita sehingga kita berpikir bahwa pekerjaan penginjilan itu sulit. Bahkan iblis mengacaukan pikiran kita sehingga kita berpikiran bahwa bila kita memberitakan Injil berarti kita menyerang mereka.

Jika kita tidak cepat menyadari hal itu maka kita akan kalah dalam peperangan yang kita hadapi. Kita pasti akan mengalami kekalahan dalam peperangan yang kita hadapi karena kita kehilangan salah satu senjata kita, yaitu kasut kita. Karena kita harus berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil Damai Sejahtera.

Sesungguhnya memberitakan Injil itu sederhana sekali. Asal kita tahu caranya. Bila kita tahu caranya, dan kita mengerti tujuan kita memberitakan Injil, Tuhan pasti menyertai kita. Kita memberitakan Injil karena kita mengasihi Tuhan dan mengasihi mereka yang terhilang. Jauhkan pikiran anda yang ingin mengkristenkan orang lain.

Kasih Kristus bertujuan untuk menolong orang dalam masalah mereka. Kasih Kristus yang mengalir dalam kita bertujuan untuk memperbaiki hidup orang lain. Jika kita bersaksi kepada mereka yang belum percaya tentang bagaimana kasih Kristus memperbaiki hidup kita merupakan bagian dari pada penginjilan. Kita mendoakan orang-orang yang akan kita jangkau untuk dimenangkan bagi Kristus.

Kita mengundang mereka untuk mengikuti kegiatan sosial yang bermanfaat memperbaiki kehidupan mereka. Pelan tapi pasti, mereka akan mencari sumber kasih tersebut, dan mereka akan meminta kita menjelaskan kepada mereka tentang Injil Damai Sejahtera itu.

Demikianlah Rasul Petrus menyatakan: “Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat” (1 Petrus 3:15).

Kerelaan atau kesediaan merupakan kunci dalam memberitakan Injil. Jika kita rela atau bersedia, Tuhan pasti memakai kita untuk tujuan-Nya. Jika kita bersedia membagikan kasih Kristus kepada mereka yang belum percaya, pintu-pintu akan terbuka.

Bila kita bersedia menceritakan kepada mereka yang masih terhilang tentang kisah kita bagaimana di dalam Kristus, hidup mereka akan diubahkan. Dengan kerelaan kita memberitakan Injil Damai Sejahttera, kita akan berkemenangan karena kita telah mengenakan senjata perlengkapan rohani kita. Selamat berperang. Dan jangan lupa mengenakan perlengkapan rohani anda.
*****

Doa kami tulisan yang kami sajikan ini dapat dipahami, direnungkan, dan dilakukan agar berkat-berkat yang Tuhan sediakan turun atas saudara dan orang-orang yang kepadanya firman Tuhan ini disampaikan.

Terima kasih, saudara telah membaca tulisan tentang Bajuzirah - Keadilan yang disajikan oleh Ev. Heldin Manurung dalam website ini. Tuhan Yesus Kristus memberkati saudara. Amin!